Perang antara Iran dan Israel yang kembali memanas sejak awal tahun 2025 telah menimbulkan dampak besar di berbagai sektor, terutama ekonomi global. Konflik dua negara di kawasan Timur Tengah ini bukan hanya menjadi perhatian dunia politik internasional, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran mendalam di pasar keuangan, energi, dan perdagangan internasional — termasuk di Indonesia.
Dampak Perang Iran-Israel Terhadap Ekonomi Dunia
1. Lonjakan Harga Minyak Dunia
Iran adalah salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia. Ketegangan di wilayah Teluk Persia menyebabkan gangguan distribusi minyak mentah global. Selat Hormuz — jalur vital ekspor minyak — menjadi titik panas yang mengancam stabilitas suplai energi dunia. Akibatnya, harga minyak melonjak tajam hingga menembus angka $100 per barel.
2. Gejolak Pasar Keuangan Global
Pasar saham global mengalami koreksi besar saat kabar serangan balasan antara Iran dan Israel tersebar. Investor global menarik dananya dari pasar berisiko dan mengalihkan ke aset safe haven seperti emas, dolar AS, dan obligasi negara. Indeks saham utama seperti Dow Jones, FTSE, dan Nikkei mengalami penurunan signifikan.
3. Disrupsi Rantai Pasokan Global
Perang Iran-Israel juga berdampak pada jalur perdagangan internasional, khususnya yang melintasi Timur Tengah. Banyak perusahaan logistik dan pelayaran internasional menunda rute yang melalui kawasan berisiko tinggi, yang pada akhirnya menimbulkan penundaan dan peningkatan biaya pengiriman barang secara global.
Dampak Perang Iran-Israel Terhadap Ekonomi Indonesia
1. Kenaikan Harga BBM dan Energi
Sebagai negara yang masih mengimpor sebagian besar kebutuhan BBM-nya, Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan harga minyak dunia. Harga BBM dalam negeri berpotensi naik jika pemerintah tidak memperbesar subsidi energi. Ini akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah.
2. Tekanan Inflasi
Dampak lanjutan dari kenaikan harga energi adalah meningkatnya biaya produksi barang dan jasa. Ongkos transportasi, logistik, dan bahan baku naik, sehingga mendorong harga barang-barang konsumsi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya tren kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di kuartal kedua 2025, yang mengindikasikan potensi inflasi tahunan di atas target Bank Indonesia.
3. Kinerja Ekspor dan Impor Terganggu
Meski Indonesia bukan mitra dagang utama Iran maupun Israel, namun perang ini berdampak tidak langsung pada perdagangan Indonesia. Gangguan logistik global serta pelemahan permintaan dari mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Eropa turut menekan kinerja ekspor Indonesia.
4. Sentimen Negatif di Pasar Modal Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan kinerja selama periode ketegangan ini. Investor asing cenderung wait and see, sementara investor lokal mulai mengalihkan portofolionya ke instrumen yang lebih stabil seperti emas dan obligasi pemerintah.
5. Perubahan Fokus Anggaran Pemerintah
Pemerintah Indonesia berpotensi menyesuaikan kembali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mengantisipasi krisis global akibat perang Iran-Israel. Fokus pada subsidi energi, pengendalian inflasi, dan ketahanan pangan kemungkinan akan ditingkatkan, sementara beberapa proyek infrastruktur strategis mungkin mengalami penundaan atau pemotongan anggaran.
Strategi Indonesia Menghadapi Dampak Perang
Dalam menghadapi dampak perang Iran-Israel terhadap ekonomi Indonesia, pemerintah dan pelaku usaha perlu melakukan langkah strategis, antara lain:
- Diversifikasi sumber energi, termasuk percepatan transisi ke energi terbarukan seperti PLTS dan bioenergi.
- Penguatan ketahanan pangan dan produksi dalam negeri, agar tidak terlalu bergantung pada impor.
- Hedging dan manajemen risiko, khususnya bagi eksportir dan importir yang terdampak volatilitas harga dan nilai tukar.
- Meningkatkan kerja sama perdagangan regional, seperti ASEAN dan RCEP, untuk memperluas pasar dan memperkuat rantai pasok alternatif.
Kesimpulan
Perang Iran-Israel membawa dampak signifikan bagi ekonomi global, termasuk Indonesia. Kenaikan harga minyak, gejolak pasar keuangan, serta disrupsi logistik internasional menambah beban ekonomi pascapandemi yang belum sepenuhnya pulih. Indonesia perlu waspada dan adaptif dalam menghadapi tantangan ini, baik di level kebijakan makro maupun di tingkat pelaku usaha dan masyarakat.
Dalam situasi ketidakpastian seperti sekarang, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar Indonesia tetap tangguh menghadapi krisis global yang terus berkembang.
Posting Komentar untuk "Pengaruh Perang Iran-Israel Terhadap Ekonomi Indonesia dan Dunia"